Gadis Kecil yang Kebingungan

Karena ayah adalah sebaik-baiknya tempat bertanya bagi gadis kecilnya…

“Aku tak tahu lagi harus bagaimana. Semua ilmu-ilmu yang aku pelajari nyatanya tak bisa memberi jawaban….”  gerutu Tiara dengan nada suara kebingungan.

Tiara, seorang dokter lulusan salah satu universitas ternama di Jerman itu, nyatanya tetap tak bisa memberikan tindakan sigap untuk dirinya sendiri. Padahal dengan pengalamannya di unit gawat darurat di Klinikum selama beberapa tahun belakangan ini, memberi penanganan cepat kepada pasien-pasiennya bukanlah sesuatu yang asing lagi baginya. Mungkin memang betul adanya, sehebat apapun profesi kita, tidak ada yang benar-benar berguna jika sudah dihadapkan dengan perasaan sendiri.

Tiara, wanita berumur 30 tahun ini, nyatanya tetaplah menjadi seorang gadis kecil yang tak mengerti apa-apa, tak mengerti tentang perasaannya sendiri. Kepada ibunya ia biasa berkeluh kesah, mengutarakan segala kisahnya selama tinggal di Jerman. Namun kali ini Tiara kebingungan, kebingungan memilih satu diantara beberapa lelaki yang datang, meminta untuk menjadi teman hidupnya. Bukan perkara mudah memang menjatuhkan pilihan pada seseorang, karena ketika sudah menjatuhkan keputusan maka secara otomatis ia harus terikat dalam komitmen abadi bernama pernikahan. Dan itu yang Tiara khawatirkan, menjatuhkan pilihan pada orang yang salah.

“Nak, mengapa tak kau tanyakan saja kepada Bapak tentang hal ini? Mungkin kau akan melihat dari sudut pandang yang berbeda.” begitu jawab sang Ibu, berusaha menenangkan anaknya diseberang telefon.

“Bapak?? Tahu apa Bapak tentang anak perempuannya ini?”

Sudah lama Tiara tidak berbincang dengan lelaki yang ia panggil Bapak ini. Memang ia tidak begitu dekat dengan Bapaknya. Bagi Tiara, Bapak hanyalah sosok lelaki pemberi nafkah, tidak lebih. Sosok lelaki  yang lebih mencintai pekerjaannya dibanding diri dan ibunya. Tiara kecil tumbuh tanpa peran berarti dari Bapaknya, yang memang tak punya banyak waktu untuk keluarganya. Melihat bagaimana tegar dan sabar sang  ibu yang sedari kecil lebih memberi andil besar dalam hidupnya, merawat dan membesarkannya  itulah yang membuat Tiara sulit menjatuhkan piliah pada setiap laki-laki yang mencoba mendekatinya.

“Bapakmu pernah muda Nak, Bapakmu pernah tahu bagaimana laki-laki baik dan buruk itu memilih perempuan. Paling tidak itulah yang Ibu lihat ketika bapak memilih Ibu, diantara banyaknya pilihan disekitarnya kala itu.” jawab sang Ibu.

“Lantas apa yang membuat Bapak memilih Ibu?” 

“Ibu juga tidak tahu Nak, laki-laki lebih mengetahuinya. Sekarang bertanyalah pada Bapakmu. Karena baginya, kau tetaplah gadis kecilnya. Gadis kecilnya yang paling berharga, yang tidak bisa dipinta oleh sembarang orang.” 

 Fulda, 19 Januari 2014

Leave a comment