Parameter Kedewasaan

Growing old is a compulsion but growing wise is a choice.

Sebuah kalimat yang menyadarkan aku, bahwa umur bukan lah sebuah parameter dari kematangan seseorang. Umurku akan bertambah setahun sebentar lagi, atau mungkin lebih tepatnya akan berkurang satu tahun. Masih banyak perilaku yang harus aku benahi, masih banyak resolusi yang aku ingin gapai bersama segudang impian, dan cita – cita yang telah ku bawa ketika aku tiba di Jerman

Ketika memijakan kaki di sini, perlahan aku  banyak belajar tentang pelajaran hidup. Pengalaman – pengalaman yang tidak kudapatkan di bangku sekolah ataupun Vorlesung di kampus. Pengalaman – pengalaman yang membuatku atau lebih tepatnya memotivasiku menjadi seseorang yang lebih dewasa dalam menyikapi permasalahan hidup.

Menjadi dewasa bukan menjadi tua, karena setiap orang pastinya akan bertambah tua. Menjadi dewasa adalah bagaimana caranya seseorang individu melihat dan menyikapi sesuatu dengan bertindak bijak dan matang, dan juga penuh pertimbangan serta tanggung jawab dan tentunya paham kausalitas (sebab akibat) dari pilihan atau tindakan yang diambilnya.

Menurutku proses kedewasaan bisa dilihat dari berbagai hal seperti latar belakang pendidikan, pola didik dalam keluarga, dan yang penting adalah bagaimana lingkungan dan keseharian nya. Bukan berarti seseorang yang tinggal di lingkungan yang penuh dengan kemudahan menjadikan seseorang tidak dewasa, ataupun sebaliknya. Namun menurutku, ketika seseorang dihadapkan dengan problematika hidup seperti kegagalan, kesedihan, keceriaan, hidup dengan penuh kenyamanan, atau kesulitan dsb, disini kita di hadapkan kepada pilihan, dimana kita dituntut untuk berpikir. Proses pengambilan keputusan dan menentukan pilihan inilah yang bisa dijadikan acuan bagaimana seseorang bisa dilihat kedewasaan nya.

Memang kedewasaan adalah sesuatu yang relatif, karena setiap orang memiliki situasi atau menghadapi realita yang berbeda-beda dan juga memiliki perbedaan dari sisi pengetahuan/informasi yang ada pada dirinya terhadap hal yg berbeda. Jadi sangat mungkin terjadi perbedaan dalam menilai ‘kedewasaan’ seseorang dan tidak bisa sebenarnya kita meletakkan standar kedewasaan dengan patokan yg fixed, selain itu didalam Islam sebenernya memang tidak ada istilah kedewasaan (baca : kematangan), karena dewasa sendiri adalah secara harafiah adalah baligh, yang ada adalah mafhum (kepahamanan),dan semakin seseorang mafhum akan sesuatu maka akan semakin tercermin didalam akhlak nya. Jadi ya menurut kesimpulanku prinsip meletakkan orang diposisi yang tepat sesuai dengan kemampuannya adalah hal yang paling bijaksana dalam menyikapi paramater kedewasaan ini.

Wallahua’lam

Leave a comment